Pimpin Ratas Perdana, Jokowi Tegur 4 Menterinya Untuk Perbanyak Ekspor - Clergymans

Wednesday, November 6, 2019

Pimpin Ratas Perdana, Jokowi Tegur 4 Menterinya Untuk Perbanyak Ekspor



Rapat terbatas perdana di kompleks Istana Kepresidenan menjadi kesempatan bagi Presiden Jokowi untuk memberikan ultimatum bagi menterinya. Berita terkini siapa jajaran menteri yang dimaksud?

Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian


Dalam rapat terbatas yang dilangsungkan pada Rabu (30/10/2019), Presiden Jokowi menyampaikan pesan khusus terkait dengan peningkatan ekspor. Pesan khusus tersebut ditujukan terutama kepada empat jajarannya yakni menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga. Presiden Jokowi berpesan agar perjanjian perdagangan harus dilakukan secara terus menerus tanpa henti.

Terkait dengan peningkatan ekspor, Indonesia telah menyelesaikan perjanjian antara Indonesia-Australia. Nantinya diharapkan perjanjian juga bisa diteruskan ke negara-negara lain termasuk penyelesaian dan eksekusi di lapangan terutama perjanjian dengan Uni Eropa. Perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) antara 10 negara Asia Tenggara dan 6 mitra perdagangan bebas juga perlu diselesaikan oleh jajaran para menteri.

Demikian pula dengan trade agreement dengan negara-negara Afrika juga turut diberikan perhatian mengingat perjanjian perdagangan tersebut sangatlah penting. Presiden Jokowi lantas memberikan ultimatum agar seluruh perjanjian perdagangan tersebut diselesaikan. Presiden memberikan waktu penyelesaian perjanjian dagang kepada para menteri dan wakilnya sampai akhir tahun 2020 mendatang.

Peningkatan Investasi


Berita terkini menyebutkan dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menekankan peningkatan investasi dan pengurangan import. Investasi yang masuk diharapkan bisa menekan impor Indonesia sehingga berdampak pada pengurangan defisit transaksi berjalan. Jokowi menyatakan peningkatan investasi harus bisa terus dilakukan dan di saat yang sama ketergantungan terhadap barang impor juga perlu dikurangi.

Investasi yang masuk diharapkan bisa mendorong proses industrialisasi termasuk memberikan nilai tambah terhadap barang mentah yang menjadi produk ekspor Indonesia. Presiden Jokowi juga menyebutkan beberapa kawasan industri yang potensial untuk investasi. Contohnya seperti kawasan industri di Morowali dan kawasan industri di Tuban. Kawasan industri Morowali memiliki potensi sebagai kawasan industri bauksit. Sedangkan kawasan industri Tuban potensial untuk menjadi kawasan industri petrokimia.

Pengawasan investasi juga perlu dilakukan demi mengurangi hambatan-hambatan yang sekiranya bisa mempersulit investasi. Peringkat ease of doing business juga perlu diperbaiki untuk menarik kepercayaan investor. Salah satu produk impor yang rencananya akan dikurangi adalah impor BBM. Berita terkini menyebutkan saat ini impor BBM dinilai memberikan dampak sangat besar terhadap defisit neraca berjalan dan defisit neraca dagang.

Demi mengurangi ketergantungan impor, Presiden Jokowi juga mendorong peningkatan produksi minyak dalam negeri dan percepatan implementasi energi terbarukan. Percepatan implementasi tersebut merupakan suatu kebutuhan bila ingin beralih dari B20 menjadi B30 kemudian ke B50 dan B100. Dalam proses produksi barang mentah menjadi barang jadi, Presiden menganjurkan untuk bekerja sama dengan perusahaan swasta maupun BUMN.

No comments: